Friday, September 28, 2012

Seandainya Aku Dapat Mendua


Aku memegang pipiku yang kemerahan. Matanya merah dan tangannya masih saja melayang di udara.
“Dasar wanita murahan!”, umpatnya. “Beraninya kamu mengkhianati aku!!”
Dia mencekik leherku. Nafasku hampir terhenti. “Bu…nuh… sa…ja… a…ku…”
Dia melepaskan tangannya dari leherku. Lalu, terduduk lesu di ujung ruangan.
“Pergi! Pergi dari rumah ini dan jangan kembali lagi! Aku nggak mau melihat wajahmu atau wajah bayi yang ada dalam perutmu itu!!”
Aku tertatih-tatih beranjak dan mengemasi barangku. Airmataku menetes deras.
“Maafkan aku…”, ujarku lirih sebelum menutup pintu rumah itu lalu pergi meninggalkannya. 
Maafkan aku. Seandainya saja aku dapat mendua. Seandainya saja… Namun, aku tidak bisa... 
Hati ini hanya miliknya. Hanya miliknya. Aku berlari menghampiri ayah dari bayi ini. 



-ultrautogia-
#FF2in1

2 comments:

  1. Woogh... Jadi setianya bukan sama suaminya? :D


    menarik.. :D

    ReplyDelete
  2. dan tidak juga setia pada suami anda. hehehe... :p

    ReplyDelete