Aku memeluk tubuhnya. Dingin.
"Maafkan aku, tapi kita benar-benar harus berpisah."
Aku memeluk tubuhnya lebih erat. Dingin.
"Lepaskan aku. Biarkan aku pergi. Aku tidak bisa lagi denganmu."
Aku melepas pelukanku. Tubuhnya berbalik. Aku melihat punggungnya yang semakin menjauh di kegelapan.
"Jangan pergi!!!", teriakku.
Aku mengambil sebilah pisau belati dari dalam tasku, berlari mengejarnya, dan menusukkan pisau belati itu ke punggungnya. Dia terjatuh bersimbah darah.
Aku memeluk tubuhnya. Dingin.
Tidak apa-apa. Meskipun tubuh dan cintamu dingin, asalkan aku bisa memelukmu setiap hari itu cukup.
Aku mengunci pintu kamar rahasia. Tubuhnya yang dingin itu hanya milikku seorang.
-ultrautogia-
~dalam malam insomnia~
~dalam malam insomnia~
No comments:
Post a Comment