Sunday, February 27, 2011

Surat Konyol

Pagi yang cerah di kota konyol. Pagi yang sangat baik untuk memulai sebuah hari. Kota konyol, kota yang tidak pernah sepi dengan kekonyolan para penduduknya. Festival Buah hari itu sangat meriah. Meskipun dengan ciri khas kekonyolan masing-masing penduduk namun mereka tetap bersemangat mengikuti Festival Buah tersebut.
Sally dan beberapa temannya sedang menanam *buah konyol ketika seekor **burung konyol terbang ke arah Sally. Di leher burung tersebut tergantung sebuah surat kecil dan sebuah pena. Sally membuka suratnya dan membacanya

Aku udah di festival buah. kamu sama yang lain dimana?

Sally menuliskan sesuatu ke atas surat itu

Aku di kebun, sebelah kiri stand buah-buahan. Kamu ke sini aja.

Sally melipat suratnya lalu menggantungkan surat dan pena ke leher burung konyol dan menerbangkannya. Setelah burung itu terbang menjauh, Sally melanjutkan lagi usahanya menanam buah konyol. Begitulah cara penduduk konyol berkomunikasi jarak jauh. Surat-menyurat melalui burung konyol. Dan mereka menyebutnya surat konyol.
“Sally.”, panggil Shila sambil membawa seember tanah bercampur pupuk. “Ini.” Shila menyerahkan ember pada Sally.
“Kamu nggak ikutan nanam?”, tanya Sally.
“Hehehe…” Shila terkekeh. “nanti aja. Aku mau makan buah-buahan dulu sama temen-temen di sana.” Shila berlari-lari kecil menghampiri beberapa temannya yang sedang memakan buah-buahan.
“Dasar…”, gumam Sally.

●●●

Offy berjalan perlahan menghampiri Sally. Lalu, berjongkok di sebelahnya.
“Hai.”, sapanya. “udah lama? Tadi aku udah ke sini, tapi belum ada yang nanam-nanam di sini.”
“Nggak kok, baru aja.”, jawab Sally sambil terus menanam buah konyol.
“Sini aku bantuin. Aku juga pengen nyoba nanam.” Offy mengambil sekop dan tanah bercampur pupuk. Dan mereka menanam buah konyol bersama-sama.
Shila membawa dua buah konyol yang sudah matang di kedua tangannya. Berjalan menghampiri Sally berniat memberikan salah satu buah konyol untuk Sally.
Deg! Jantungnya serasa hampir berhenti berdetak. Lagi-lagi perasaan itu menyergap hatinya. Terhenti, tertegun, dan terdiam sesaat. Shila tidak tahu harus berbuat apa. Buah konyol itu masih digenggamnya erat. Sally dan Offy tertawa konyol dan bercanda bodoh sambil menanam buah konyol bersama.
Shila menarik napas dalam-dalam. Mencoba mengatur perasaannya. Berjalan perlahan menghampiri mereka.
“Hai,” sapa Shila. “Ini buah buat kalian berdua. Dimakan ya…” Shila menyerahkan buah konyol tersebut pada Sally lalu tersenyum pada keduanya dan beranjak meninggalkan mereka.
“Aahh… Shila! Mau ke mana?”, tanya Sally. “kamu nggak ikut nanam?”
“Nggak… hmm… aku mau ke stand buah konyol aja. Tadi aku disuruh bantuin di sana.”, jawab Shila tanpa menoleh. Lalu, berjalan menjauhi mereka.
Sally memandang Shila yang semakin menjauh dengan bingung. Sally menoleh, melihat Offy yang sibuk menanam dengan bingung juga.

●●●

“Kenapa jadi gini lagi? Harusnya aku nggak boleh ngrasa kaya gini lagi!”, batin Shila. Dia duduk sendirian di stand buah konyol. Tiba-tiba seekor burung konyol terbang ke arahnya. Shila membuka surat yang menggantung di leher burung tersebut.

Masih di festival buah? Aku mau ke sana.

Shila mengambil pena yang menggantung di leher burung konyol lalu membalas surat tersebut.

Masih. Cepet sini. Kamu dimana? Aku di stand buah konyol.  

Shila menggantungkan pena dan surat itu ke leher burung konyol lalu menerbangkannya.

●●●

Beberapa menit kemudian, Shila yang ketiduran di stand buah konyol, terbangun karena suara ribut dari teman-temannya yang mulai berdatangan ke stand buahnya. Sally dan Offy juga mengekor di belakang mereka.
“hoahmmm…”
“Kamu dari tadi sendirian di sini?”, tanya Sally.
“hoahm… hiyah…”, jawab Shila sambil terus menguap.
“Yang lain pada ke mana?”, tanya Sally lagi.
“Nggak tau. Masih nanam-nanam mungkin.”, jawab Shila masih setengah sadar.
“Fygoooo…”, teriak beberapa teman Shila dan Sally tiba-tiba ketika Fygo datang.
“Haiiiiii…”, jawab Fygo sambil melambaikan tangan dengan gaya yang sangat bodoh.
Sally menatap Fygo bingung. Mulutnya serasa terkunci melihat kedatangan Fygo yang sangat tiba-tiba.
Fygo duduk di sebelah Offy dan memakan buah konyol, ngobrol dan tertawa-tawa konyol bersama.
Shila dan Sally saling bertatapan. Terdiam penuh makna.
Plak!
“Aow!!!”, teriak Shila tiba-tiba.
Fygo tertawa. Plak! Lagi-lagi dia melempar biji buah konyol ke kepala Shila.
“Fyyygggooo!!!” Shila mengambil biji buah konyol dan melemparkannya pada Fygo. Fygo berlari menghindar sambil terus tertawa konyol. Shila mengambil segenggam biji buah konyol dan berlari mengejar Fygo. Mereka terus berlari menjauh dari stand buah konyol. Shila terlihat masih berusaha melempari Fygo dengan biji buah konyol. Sally terdiam dan terduduk lesu di sebelah Offy.
“Kenapa sich? kok diem? ”, tanya Offy. “Sini, sini makan buah konyol sama Offy…” Offy menyodorkan buah konyol ke muka Sally. Sally tersenyum tipis dan mengambil buah tersebut.
“Makasih ya, Offy…”

●●●

Matahari sore mulai terbenam di balik bukit konyol yang berwarna kemerahan. Sally berjalan pulang beriringan bersama Shila. Rumah mereka memang bersebelahan, hanya dipisahkan oleh sebuah pagar tanaman bunga yang berwarna-warni saja. Sally membawa sekeranjang buah konyol dan Shila menenteng seember alat-alat menanam.
Sally meletakkan keranjang buahnya. Shila juga meletakkan alat-alat menanamnya. Sally mengambil beberapa buah konyol dan memberikan pada Shila.
“ini buat kamu.”, kata Sally. “kita bagi dua buah-buahannya.”
“Okai. Masukin aja ke ember sini.”, jawab Shila. “makasih ya…”
Sally memasukkan buah-buahan itu ke dalam ember. Shila mengangkat embernya dan berniat berjalan menuju rumahnya. Tapi dia menghentikan langkahnya. Meletakkan embernya dan menghampiri Sally lagi.
“Hmm… Sall… maaf buat yang tadi… aku ngrasa nggak enak sama kamu… sebenernya tadi… hmm… Fygo ngirimin aku surat konyol, trus aku bales… aku nyuruh dia dateng ke stand buah konyol. Aku juga ngrasa bersalah sama kamu karena tadi kejar-kejaran sama Fygo pake lempar-lemparan biji buah konyol segala. Maaf banget ya Sall…”
Sally tersenyum.
“Shila… kok malah jadi gini sich? Nggak apa-apa, shil… aku tau. Aku udah biasa aja koq.” Sally menepuk bahu Shila.
“Bener?” mata Shila berbinar-binar.
“Iya. Asal kamu tau aja ya, sebenernya aku juga yang nyuruh Offy dateng ke kebun tempat nanam buah konyol tadi. Karena aku kirain kamu mau ikutan nanam juga…”, kata Sally sambil menunduk.
“Oh… itu… iya, tadi aku agak kaget aja, tau-tau Offy ada di situ. Tapi, udahlah. Biarin aja. Aku juga udah biasa aja koq.”
Mereka berdua tersenyum.
“Kenapa kita bisa suka sama orang bodoh seperti mereka?”, tanya Sally.
“Karena kita konyol…!!!”, jawab Shila.
“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA~~~!!!” Mereka tertawa, terbahak, dan tergelak.
Sekali lagi, kehidupan di kota konyol, segala sesuatu hanyalah kekonyolan dan kebodohan saja.










*Buah Konyol : Buah asli kota konyol, buah berwarna pink keunguan, rasanya manis, bentuknya mirip buah stroberi, hampir seukuran buah jeruk tapi jauh lebih besar. Bijinya keras, warnanya hitam dan sebesar biji buah salak. Semua penduduk kota konyol menyukai buah ini. Karena setelah memakan buah ini akan merasa sangat konyol dan bahagia*

*Burung Konyol : Burung asli kota konyol, banyak terdapat di kota konyol, mirip burung merpati, tapi burung ini berwarna-warni dan bisa berubah-ubah warna sesukanya. Di lehernya selalu tergantung sebuah botol kaca kecil yang berisi surat dan pena. Burung ini selalu tahu arah dan tujuan yang tepat untuk surat yang dibawanya dan bisa dipanggil sewaktu-waktu dengan menggunakan sebuah lonceng konyol yang berwarna keperakan yang bunyinya nyaring dan sangat merdu.**

Friday, February 25, 2011

Perang Dingin


Malam itu, malam yang sangat larut di kota konyol, sebuah kota yang dihuni oleh penduduk yang sebagian besar konyol dan sisanya bodoh. Malam dingin saat itu, kota konyol masih saja ramai dengan kekonyolan dan kebodohan para penduduknya. Hari itu adalah peringatan ulang tahun kota konyol, yang kesekian konyol tahun.

♥♥♥♥

Shila memandang Sally, geram. Tubuhnya yang sudah capek, moodnya yang sudah jelek, dan matanya yang sudah terasa pedih menambah amarah yang membuncah di hatinya.

Shila duduk merenung di pinggir danau konyol. Dia merasa sangat sendiri saat di sekitarnya banyak sekali orang yang berpesta dan bersenang-senang. Kejadian ini sangat membuatnya kesal.
“Kenapa jaket abu-abu Offy dipake Sally? Kenapa bukan aku yang make jaketnya?”
Shila masih terus memandangi Offy dan Sally yang duduk bersebelahan di seberang danau. Mereka berdua tampak sangat akrab dan bahagia. Senyum dan tawa tak lepas dari wajah mereka. Sedih. Sakit. Perih. Pedih. Hanya itu yang terus-menerus menghujam hatinya. Seorang sahabat yang kejam dan tega. Hanya itu yang terlintas di pikiran Shila. Lampu-lampu yang berkelap-kelip di sekitar danau konyol dan bintang-bintang yang berkedip-kedip di atas langit kota konyol tak juga bisa menerangi sisi hatinya yang mulai gelap.

“Nih…” tiba-tiba saja seseorang menyodorkan sebuah kembang api padanya. “ayo, maen kembang api! Daripada bengong di sini kaya orang konyol dan bodoh.”
“Hah? Kita khan emang hidup di kota konyol ! Dasar Bodoh !”, jawab Shila pada Fygo, cowok yang menyodorkan kembang api padanya.
Akhirnya, Shila dan Fygo berlari mengelilingi danau konyol sambil bermain kembang api. Shila mencoba melupakan kejadian tadi. Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengembalikan moodnya dan semangatnya. Tersenyum dan tertawa lagi.

♥♥♥♥

Di sisi lain danau konyol. Sally pun memandangi Shila dengan geram. Sally benci senyum dan tawa Shila malam itu. Sally benci teriakan bahagia Shila malam itu. Hatinya serasa diiris-iris. Dicabik-cabik oleh sahabatnya. Sedih. Sakit. Perih. Pedih.
“Kenapa Shila yang main kembang api sama Fygo? Kenapa bukan aku yang maen kembang api sama Fygo?”
Matanya menerawang jauh ke tempat Shila dan Fygo berlari-lari dan bermain kembang api.
“Arrrghhhh!!!!”, teriaknya.
“Kamu kenapa Sal?”, Tanya Offy kaget.
“Nggak pa-pa. Cuma terlalu berisik aja di sini.”, kata Sally. “Aku mau pulang aja.”
“Kok pulang? Di sini aja!”
Sally beranjak meninggalkan danau konyol. Berjalan cepat tanpa mempedulikan kekonyolan di kota konyol.

♥♥♥♥

Matahari yang hangat menyambut penduduk kota konyol. Namun, sebagian besar dari mereka masih terlelap karena kekonyolan mereka pada pesta perayaan ulang tahun kota konyol semalam.

Shila berjalan menaiki bukit. Menuju ke sebuah pohon paling besar dan paling rindang di puncak bukit tersebut. Dia mulai membuka bukunya. Menulis lagi segala sesuatu yang ingin dia tulis. Udara pagi itu benar-benar menyegarkan pikirannya. Walaupun, semalam dia masih merasa sakit, sampai-sampai tidak bisa tidur nyenyak. Beruntung dia masih bisa tertawa karena bermain kembang api dengan Fygo.

Sally membawa alat-alat melukisnya. Dia berjalan menaiki bukit. Menuju ke pohon paling besar dan paling rindang di puncak bukit. Tanpa menyadari bahwa Shila berada di sisi lain dari pohon itu, Sally mulai melukis peristiwa malam dingin itu, malam dimana hatinya sangat sakit dan terluka. Beruntung, semalam udara dingin tidak menusuk tubuhnya karena jaket abu-abu Offy sudah menghangatkan tubuhnya.



“Huuuuffffftttt…” Shila dan Sally menghela nafas mereka.
Mereka tersadar. Mereka tidak sendirian.
“Sally?”
”Shila?”
“Ngapain kamu di sini?”, Tanya Sally sinis sambil berdiri di tempatnya duduk tadi.
“Kamu yang ngapain di sini?”, Tanya Shila lebih sinis juga sambil berdiri di tempatnya duduk tadi.
“aku lagi nglukis!”
“Aku lagi nulis!”
“Ya udah!”, ujar Sally emosi.
“Ya udah!”, Shila juga emosi.
Mereka duduk lagi dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Terdiam dan tenang cukup lama.

“Semalem kamu kemana? Aku nyariin kamu kemana-mana?!!”, Shila membuka percakapan dengan nada sinis.
“Harusnya aku yang tanya, kamu itu yang kemana?!?”, jawab Sally nggak kalah sinis.
“Kenapa kamu jadi sinis gitu sich?”, tanya Shila
”Kamu juga!”
Mereka terdiam lagi.

“Aku kesel sama kamu Sall…!!! Semalem kamu malah duduk berduaan sama Offy, ketawa-ketawa, make jaketnya Offy pula!”, ujar Shila emosi. “Kamu khan tau aku suka sama Offy, tapi kamu malah kaya gitu!!!”
Sally menjawab pernyataan Shila dengan kesal. “Aku juga kesel sama kamu! Keselll banget sama kamu!!! Sakit hati tau nggak ngliat kamu maen kembang sambil lari-larian sama Fygo!!! Kamu juga tau aku suka Fygo! Tapi, kenapa kamu malah gitu?”

Mereka terdiam lagi. Berpikir. Mencoba menyadari sesuatu.

“Hmm… Shil… kamu salah paham. Semalem, aku nungguin kamu di pinggir danau. Nggak taunya, ketemu Offy. Trus, aku bilang sama Offy kalo aku kedinginan, tau-tau dia minjemin jaketnya. Lagian, salah kamu juga sich… datengnya lama banget ! Ya udah aku duduk, ngobrol-ngobrol sama Offy ! Eh, udah aku nunggunya lama, kedinginan pula, kamu malah enak-enakan maen kembang api sama Fygo!!!”

Shila dan Sally saling mendekat. Mereka duduk bersebelahan.

“Hhh… ternyata gitu? Masalah kembang api itu… kamu juga salah paham!”, Shila memanyunkan bibirnya. “Semalem, waktu aku sampe di danau, aku nyariin kamu… tapi, aku malah liat kamu duduk berduaan sama Offy, trus jaketnya Offy kamu pake juga. Aku jadi males ke tempatmu. Ya udah, aku duduk di seberangmu. Kamu pasti nggak liat aku! Waktu aku lagi duduk sendirian, tau-tau si Fygo dateng ngajak aku maen kembang api. Yah… daripada aku sakit hati ngliatin kalian berdua… mending aku maen kembang api!!!”
Mereka terdiam lagi. Mengatur perasaan mereka masing-masing. Mencoba mengerti sesuatu.

Mata mereka bertemu. Lalu, tertawa terbahak-terbahak. Tergelak.
“Jadi kita perang dingin kaya gini cuma gara-gara salah paham?”, kata Shila di sela-sela tawanya.
“Kita emang konyol dan bodoh!”, timpal Sally. “Koq bisa jadi gini sich?”
“Hahahahahaha!!!” tawa berderai dari kedua penduduk kota konyol tersebut.
“trus, kamu nulis tentang apa itu?”
“tentang kejadian semalem, waktu aku liat kamu berduaan sama Offy. Mmm… Kalo kamu nglukis apaan?”
“aku nglukis kamu sama Fygo waktu maen kembang api.”
“bwakakakakakakakakak!!!!” mereka terbahak dan tergelak lagi.
“Dasar konyol!”
”Dasar bodoh!”
“Aha! Aku jadi punya ide!”, seru Shila. “gimana kalo kita tukeran aja? Kamu jadi suka sama Offy, trus aku jadi suka Fygo! Lagian aku juga agak nggak nyambung sama Offy, malah lebih nyambung sama Fygo.”
Mereka bertatapan lagi. Sally memandang Shila bingung.
“Nggak koq! Bercanda…”, seru Shila kemudian.
“Hahahahahahahahahahahahahahahahahahaha……………”
“iya juga sich… aku juga agak nggak nyambung sama Fygo, lebih nyambung sama Offy…!”, ujar Sally di tengah-tengah tawanya.
“Hah? Apa?”, Shila memandang Sally kaget.
“Nggak koq, bercanda juga!!!”
“Bwakakakakakakakakakakakakakakakakakakak………………”
Mereka tertawa lagi dan lagi. Menertawakan kekonyolan dan kebodohan mereka. Betapa konyolnya hidup di kota konyol. Segala sesuatu hanyalah sebuah kekonyolan dan kebodohan.

Thursday, February 17, 2011

vanilla, chocolate, strawberry

vanila, coklat, stroberi itulah rasa es krim yang aku makan sama angel hari ini.
bisa dibilang begitulah persahabatan kita... seperti es krim itu, berwarna warni dan bermacam macam rasa...
tapi dengan perbedaan itu kita menemukan kesamaan, ketiga rasa itu kalo digabung rasanya jadi enak, manis, dan kombinasi warnanya juga bagus (aye aye aye~!!!)


hari ini seperti biasa ya kuliah... tapi tapi tapi ternyata kelas kosong semua... datanglah sms dari mas tyas yang menyuruh para squad pmk untuk berkumpul di markas meja ijo... berkumpullah kami disitu dan membicarakan tentang konsep video clip yang akan dia buat... wait! wait! video clip? ada apa ini?

eh, ternyata, mas tyas itu lagi ngumpulin cowo cowo pmk (persekutuan mahasiswa kristen) untuk dijadiin boyband -_-'' rencananya mas tyas mau bikin "boyband" terdiri dari 13 orang, semuanya anak anak pmk (ikut ikut suju gitu dehhh... #eaaaaaa)
mas tyas meminta aku dan angel buat membantunya, jadi koreografer atau apalah maunya dia kita jadi apa... karena... ehem... di pmk yang expert soal boyband dan girlband korea cuma aku sama angel (gede kepala... hahahaha)
akhirnya kita rapat konsep video clip yang super nyeleneh itu jauh dari konsep video clip boyband korea korea atau jepang jepangan... bahkan sama sekali ga mirip sama tiruan boyband korea jepang bikinan indonesia ***** (ga usah sebut nama kali ya udah pada tau)

okelah, setelah berjam jam ngobrol ngalur ngidul ngetan ngulon akhirnya kita memutuskan untuk tidak membuat video clip hari ini, karena ga full team, banyak yang kuliah dan absen ga dateng...

dengan pertimbangan yang sangat rinci (disini aku lebay) akhirnya aku sama angel memutuskan pergi meninggalkan temen temen dan melajukan diri ke quick chicken manahan *ga promosi loh*

disana, seperti biasa kita pesen nasi ayam dan chicken strips.... *menu favorit* minumnya sih ganti ganti ya sesuai mood, selera, dan duit tentunya...

selesai makan dan gosipin ini itu inu iti... aku liat ada anak kecil pesen es krim... akhirnya kita memutuskan membeli es krim... jujur duit aku tipis... untungnya harga es krimnya cuma 2500 rupiah... enak murah pula...

hehehehe... today's good coz i got a nice sweet vanilla, chocolate, strawberry ice cream... as sweet as my bestfriendship..

it's mine... kekeke

this is our ice cream, vanilla, chocolate, strawberry~~~!

cewek cewek toilet. no hidden story.

just like i wrote in my profile, i just try to be honest here. i'm so good at pretending and faking, but not here. so, read it if u wanna know the reality of me.... and around me...!

actually, it was yesterday

jadi gini ceritanya... 15 februari 2011
aku diajak karokean sama seorang teman, dan aku mau... awalnya cuma aku sama angel yang diajak... tapi temenku yang ngajak itu bilang mau ngajak temen temennya yang lain yang aku ga kenal... well, i think it's okay if i also take some of my friends with... karena aku pikir sama sama ga kenal yaudahlah ya bisa kenalan disana... eh gataunya... temenku ga jadi bawa temen-temennya itu... padahal aku uda terlanjur bawa temen-temenku si putt sama epin... yaudahlah, terjadi kecanggungan diantara kita...

hmm... epin sama putt ga mau karaokean karena canggung ga kenal, suasana ga enak karena aku, angel, putt, epin dateng telat jadi temenku marah marah, dan kita ga suka tempat karokeannya pula...

waktu aku bilang "pindah tempat karokean aja"
si temenku yang ngajak itu langsung ga enak jawabannya karena dia udah terlanjur pesen tempat, dan tempat karokean yang aku pilih itu lebih mahal... akhirnya aku,putt,epin ngecek ke sana buat mastiin apa emang bener lebih mahal... pas di tengah jalan... kita inget angel ketinggalan ga ikut ngecek... trus putt bilang "udahlah, kita karokean berempat aja, ga usah sama mereka aku ma epin ga enak sama mereka"
aku setuju aja, tapi masalahnya angel ketinggalan, akhirnya angel aku sms buat ikut kita, tapi angel ga mau, ga enak sama temenku dan katanya temenku itu udah marah marah...
yaudahlah terpaksa kita ga jadi karokean berempat pas kita cek juga ternyata lebih mahal...

akhirnya, kita karokean bertujuh, coz temenku itu bawa dua temennya lagi... tapi aku ma angel uda kenal... it's okaylah ya... tapi epin ma putt yang masih canggung karena ga kenal sama mereka bertiga...

pas mau karokean, aku ma angel punya ide, gimana kalo abis karokean ini kita karokean sendiri berempat di tempat karokean lain yang kita mau itu tadi.... dan akhirnya kita berempat setuju... tanpa sepengetahuan mereka bertiga... aku sama putt lari lari ngecek ke tempat karokean yang mahal itu dan tanya tarif buat berempat selama 1jam...bodohnya waktu itu... si 3 orang itu lagi asik maen dance dance revolution di deket tempat karokean yang kita tuju... akhirnya kita berdua sembunyi2 kek buronan biar mereka ga liat kita...

dan... karokean pun dimulai....

kami emang bisa nyanyi tereak tereak *putt sama aku* tapi angel sama epin keliatan banget ga enjoy... *ga enak sama mereka* akhirnya selesai karokean kita bertujuh berpisah...
mereka bertiga pergi makan entah dimana, kita berempat langsung cuss ke karokean yang mahal dan terkenal itu dan kita karokean sepuasnya disana...

overall, hari itu terlalui dengan baik dan seru, karena rasanya kek kejar kejaran di film film... hahaha... mau karokean aja susah banget musti sembunyi sembunyi.... kekekekeke...
kita berempat bener bener lebih enjoy pas karokean di tempat karokean mahal dan terkenal itu... 

dan inilah foto2 yang kita ambil sebelum karokean dimulai.... kita ambil di toilet loh.... hahaha

ini di toilet tempat karokean (kanan depan aku, kiri depan putt, ke belakang kiri angel, kanan epin)

ini pas abis ngecek sembunyi sembunyi

ini juga di toilet karokean

Wednesday, February 16, 2011

eating. sharing. taking pictures.



hari ini saya makan di sebuah resto solo banget, namanya omah selat *no promotional purpose ya*
restonya adalah rumah yang didesain jadi rumah makan gitu, jadi masih kerasa banget rumahnya... udah gitu interior design-nya jawa banget dan kuno banget... ada keris, lukisan, gantungan tua, mesin tik tua, dan lesung (actually i dunno the name....kekekeke) *I LIKE IT SOOOOOO*
oia, saya kesana sama temen saya, makan, ngobrol, curhat, sayangnya kita ga sempet foto berdua... hmm...

anyway, i like today, i like omah selat, i like eating, sharing, and taking photo there... *AGAIN, no promotional purpose*

food is good, beverage is good, place is so much good, interior design is the best....

i'd like to come again...

karaoke...lalalala~~~!

february, 15, 2011


 i got a nice karaoke day with best pals...
Angel, the sitting one. Putt, glasses and mic. Me, red bag and mic. Epin, one with a tambourine.

valentine's

Her name is Karen, my private lesson student, with her valentine's gift for her mom, dad, and lil bro, she made it with me.. a lil bit screwed, but we liked it~!
actually, it's already 16, so it's not valentine anymore... but i'd like to post something that i did on valentine...

CLOUD, LIGHT, RAINBOW


She was sitting alone.
He was walking alone.
She was standing alone.

She was rainbow. . .
He was light. . .
She was cloud. . .

Rainbow looked so sad…
Light seemed want to embrace her…
Cloud looked so sad and cried…
Light seemed want to hold her…

Light held Cloud’s hand, but his eyes kept looking at Rainbow…
Cloud was smiling… She thought that Light really cared about her…

Rainbow screamed out loud. Cried and Wailed.
Light was so confused and shocked…

Light ran toward Rainbow, left Cloud alone and lonesome…
Light wanted to catch Rainbow’s hand and hold it tight, but he couldn’t…
Light tried to embrace and hug Rainbow to strengthen her, but he was always rejected…

Cloud was so dishearted.
She feels so dejected.
She was forlorn and miserable.
She couldn’t believe that Light just left her away.
She couldn’t believe that Light just threw her away…
She couldn’t believe it, because she believed Light will always be with her...


“Stand back! Stay away!” asked Rainbow to light.
Light was so downhearted. His eyes kept looking at Rainbow…

Light was in love with Rainbow…
But, Rainbow didn’t care about it…
She was just too in love with herself…

Light kept trying to understand Rainbow
He kept waiting
Rainbow couldn’t stand any longer
She needed to talk to

Light was there for Rainbow
Rainbow neglected him
But, she had no one except Light
Rainbow looked at Light

Rainbow tried to believe Light
She tried to tell him her sorrow
Light was so opened up
Light brought some little smiles to Rainbow


Cloud realized that she loves Light
Cloud hated it!!!
Cloud hated love!!!
But she couldn’t hate Light…
She looked at Rainbow and Light
Cloud dropped her tears… But, it seemed Light didn’t care about it…
She walked away slowly… Left them…
Felt the pain deep down in her heart
She kept walking toughly and strongly…
Closed her eyes and her ear…
Let them be there
Let them be together

Let her be free
Free from love!!!


Now, Rainbow and Light smile together without realizing that Cloud has gone away.