Ayla menatap kosong layar handphone-nya. Sebuah foto blur terpampang di layarnya, foto yang tampaknya
diambil diam-diam dari samping. Seorang
laki-laki dan perempuan berpelukan dengan mesra.
Ayla melajukan mobilnya. Pernikahannya
tinggal minggu depan. Undangan sudah disebar, gedung sudah dipesan, gaun
pernikahan sudah jadi, semua hal sudah siap. Ayla merasa lelah. Pandangannya
kosong. Pikirannya campur aduk. Dia hanya ingin penjelasan. Dia tidak ingin ada
salah paham.
Brakkk!! Terdengar suara tabrakan
yang sangat kencang. Mobilnya menabrak sebuah pohon di tikungan. Orang-orang
berkerumun di sekeliling mobilnya. Ayla memundurkan mobilnya lalu melajukan
lagi mobilnya ke rumah calon suaminya. Kerumunan orang mulai bepergian.
Satu jam, dua jam, tiga jam… Ayla
menunggu di depan rumah Bima tapi Bima tidak juga pulang. Mungkin besok saja,
pikir Ayla. Meninggalkan rumah Bima.
Ayla memarkir mobilnya di depan
rumah. Penuh sesak orang. Ada apa?, tanya Ayla dalam hati.
Di ruang tamu, sebuah peti dikelilingi
banyak orang. Ayla mendekat. Sesosok wajah terlihat seperti sedang tertidur
pulas di dalam peti tersebut.
Di sudut ruangan, Ayla melihat Bima
dan Lana, sahabatnya, berpelukan persis seperti di foto yang dia lihat di handphone-nya. Mereka berdua menangis sambil
mendekap foto Ayla.
-ultrautogia-
wah ternyata mbake ws meninggal ya :(
ReplyDeleteiya mba, ga usah sedih gitu to. L O L.
ReplyDelete