Aku melihatnya malam itu. Berdiri dengan anggunnya, mengundang decak kagum siapapun yang melintas di depannya, termasuk aku. Hatiku berdegup kencang. Ingin aku mendekatinya, namun orang-orang itu terlebih dahulu mendekatinya. Aku hanya mampu memandanginya dari kejauhan. Melihat orang-orang datang dan pergi, orang-orang menghampiri dan meninggalkannya, orang-orang menyentuhnya dan tersenyum padanya. Aku menunggu, menunggu, dan menunggu. Menunggu saat dia benar-benar sendiri. Menunggu saat yang tepat untuk mendekatinya. Menunggu keberanianku datang.
Malam semakin pekat. Orang-orang sudah mulai pulang. Tempat ini sudah mulai sepi. Aku memberanikan diriku untuk mendekatinya. Kakiku bergetar hebat. Mata kami bertemu saat aku sudah cukup dekat dengannya. Aku tersenyum padanya berharap dia akan membalas senyumku. Namun, dia diam saja. Aku mengulurkan tanganku meraih sebuah benda putih yang tergantung di dadanya. Sebuah label harga.
Aku menelan ludahku.
"Selamat malam? Ada yang bisa dibantu?" Seseorang dengan seragam spg menghampiriku.
Aku tersenyum kecut.
"Ini produk baru, limited edition loh bu. Bisa dicoba dulu kalau mau?"
Aku membuka mulutku. "Ah, nggak usah. Kayanya nggak cocok buat saya. Terima kasih."
Aku beranjak meninggalkan tempat itu.
Ya, sepertinya aku hanya mampu menjadi pengagum rahasiamu saja, gaun malam merah super mahal.
-ultrautogia-
FF2in1
FF2in1
No comments:
Post a Comment