Wednesday, September 25, 2013

Bernafas Untuknya.

Aku melihat bayanganku di dalam cermin.
Sama.
Aku melihat bayangannya di dalam cermin.
Sama.
Aku menarik nafasku dalam-dalam. Berat. Terasa sangat berat.
Kabut tebal tampak menggantung di udara malam ini. Dingin. Aku merasa sangat kedinginan.
Semua terasa membeku.
Dia menggenggam tanganku. Kulit yang lembut itu menyentuh kulitku. Dingin. Aku masih saja merasa kedinginan.
Perasaanku terasa membeku.
Aku memeluk tubuhnya dan dia mendekapku dalam dadanya. Aku mendengar detak jantungnya yang stabil.
Namun, aku masih merasa dingin dan membeku.
Kita masih sama. Kita tidak berubah.
Tapi, jauh di dalam sana, sesuatu sudah berubah di antara kita.
"Jadi, kita harus mengakhirinya hari ini?", bisikku pelan.
"...Iya...", jawabannya terdengar berat dan tertahan.
"Benar-benar mengakhirinya?", tanyaku lagi.
"Maaf, aku harus melakukan ini demi keluargaku... Hanya dengan menikahi perempuan itu maka keluargaku akan..."
"Aku tahu... Menikahlah dengannya.", kataku sambil melepas pelukannya.
Dia masih menggenggam tanganku. Tatapan matanya yang dalam masih sama. Namun, perasaannya sudah jadi dingin.
"Aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi.", ujarku sebelum dia pergi meninggalkanku.
Ya, aku tidak akan mengganggumu lagi, tidak akan mencarimu lagi, tidak akan mengharapkanmu lagi.
Aku tidak akan lagi bernafas untukmu.
Aku hanya akan bernafas untuknya.
Untuk bayimu yang sekarang bernafas di dalam kandunganku.



-ultrautogia- 
FF2in1

No comments:

Post a Comment